Insektisida dengan Bahan Aktif Klorfenapir – Klorfenapir adalah bahan aktif yang biasa digunakan dalam insektisida. Bahan ini termasuk dalam kelas kimia piretroida, yang merupakan bahan kimia umum yang digunakan dalam berbagai jenis insektisida. Klorfenapir bekerja dengan mengganggu fungsi sistem saraf serangga, yang menyebabkan paralisis dan kematian serangga tersebut.
Insektisida berbasis klorfenapir sering digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga, termasuk kutu daun, kutu busuk, ngengat, dan serangga lainnya yang dapat merusak tanaman atau menimbulkan ketidaknyamanan bagi manusia. Produk ini biasanya tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk semprotan, bubuk, dan granul, sehingga dapat digunakan dalam berbagai aplikasi.
Merk Dagang Aktif Klorfenapir
1. Rampage® 100 EC
Rampage® 100 EC adalah insektisida yang mengandung bahan aktif Klorfenapir 100g/l dan memiliki formulasi EC (emulsifiable concentrate), artinya, produk ini berbentuk pekatan yang bisa diemulsikan atau dicampur dengan air. Insektisida ini tersedia dalam kemasan botol 100 ml.
Insektisida ini berfungsi sebagai racun kontak dan lambung, yang artinya hama akan mati jika menelan atau bersentuhan dengan insektisida ini. Rampage® 100 EC memiliki spektrum yang luas dalam mengendalikan berbagai jenis hama utama, termasuk Liriomyza, Thrips, Aphid, dan Fruit borer. Produk ini juga sangat efektif dalam mengatasi berbagai macam ulat yang telah menjadi kebal terhadap insektisida lainnya, termasuk ulat tulis atau pengorok daun.
Aplikasi insektisida Rampage® 100 EC idealnya dilakukan pada tahap awal serangan hama, namun dapat juga disesuaikan dengan kebiasaan petani. Keunggulan lain dari produk ini adalah bahwa ia tidak meracuni tunas muda dan aman terhadap musuh alami, sehingga dapat mendukung keberlanjutan ekosistem pertanian. Dengan penggunaan yang tepat, Rampage® 100 EC dapat membantu menjamin kepastian produksi, dengan menjaga tanaman dari serangan hama.
2. Otello 300 EC
Otello 300 EC adalah sejenis insektisida yang memiliki kandungan aktif Klorfenapir sebanyak 300 g/L. Insektisida ini berwarna coklat terang dan dalam bentuk kental yang bisa dicairkan dengan air. Fungsinya adalah untuk membunuh hama ulat, dan cara kerjanya adalah dengan meracuni hama tersebut baik melalui kontak langsung atau melalui sistem pencernaan hama tersebut setelah mereka memakan tanaman yang telah disemprot dengan insektisida ini.
3. FIXUS 360 SC
FIXUS 360 SC adalah insektisida yang mengandung klorfenapir (chlorfenapyr) sebanyak 360 g/l. Insektisida ini memiliki sifat racun yang bekerja melalui kontak langsung dan sistem pencernaan hama. Insektisida ini hadir dalam bentuk pekat yang dapat disuspensikan atau dicairkan.
Khususnya untuk tanaman bawang merah, insektisida ini efektif digunakan untuk mengatasi hama ulat grayak atau Spodoptera exigua. Cara penggunaannya adalah dengan penyemprotan dalam volume tinggi, dengan dosis antara 1,5 hingga 2 ml per liter air.
3. Rompes 250 EC
Rompes 250 EC adalah sebuah insektisida berbentuk pekat berwarna kuning muda yang bisa dicampur dengan air. Insektisida ini bekerja sebagai racun yang dapat membunuh hama melalui kontak langsung dan sistem pencernaan mereka. Produk ini sangat efektif untuk mengendalikan hama pada tanaman seperti bawang merah, cabai, tomat, dan kubis.
Faedah Jaya menawarkan produk Rompes 250 EC untuk mengatasi berbagai jenis hama yang sering mengganggu tanaman sayuran, seperti ulat grayak, ulat daun, penggorok daun, penggerek batang, kutu daun, dan thrips.
Rompes 250 EC mengandung bahan aktif Klorfenapir sebanyak 310 g/l. Produk ini telah terdaftar dengan nomor RI. 01010120134711 dan dikeluarkan oleh PT. Indagro.
Cara Kerja Bahan Aktif Klorfenapir
Klorfenapir adalah bahan aktif dalam beberapa jenis insektisida yang bekerja dengan cara yang unik dibandingkan dengan banyak insektisida lainnya. Cara kerja klorfenapir pada hama berbeda dari insektisida tradisional yang mengganggu sistem saraf hama.
Klorfenapir adalah insektisida pro-insektisida, yang berarti zat ini harus diaktivasi dalam tubuh hama untuk menjadi racun. Saat hama memakan atau bersentuhan dengan klorfenapir, zat ini masuk ke dalam tubuh hama dan diubah menjadi bentuk yang aktif oleh enzim yang ada dalam sistem biologis hama.
Setelah diaktivasi, klorfenapir mengganggu fungsi mitokondria, yaitu bagian dari sel hama yang bertanggung jawab untuk memproduksi energi. Khususnya, klorfenapir mempengaruhi proses yang disebut respirasi seluler, yang adalah cara sel hama menghasilkan energi dari makanan. Dengan mengganggu proses ini, klorfenapir menyebabkan sel hama kehilangan kemampuannya untuk memproduksi energi, yang pada akhirnya menyebabkan kematian hama.
Jenis Tanaman dan Hama Sasaran Klorfenapir
- Cabai: Mengatasi hama kutu daun (Myzus persicae) dengan dosis 0,5 ml/l, hama thrips (Thrips parvispinus) dengan dosis 1-1,5 ml/l, dan ulat grayak (Spodoptera litura) dengan dosis 1,125 ml/l.
- Bawang merah: Efektif mengendalikan ulat grayak (Spodoptera exigua) dengan dosis 0,5-1 ml/l dan kutu daun (Myzus persicae) dengan dosis 1,5 ml/l.
- Kacang panjang: Mengendalikan hama penggerek polong (Maruca testulasis) dengan dosis 0,75 ml/l.
- Kubis: Digunakan untuk mengendalikan hama perusak daun (Plutella xylostella) dan ulat krop (Crocidolomia pavonnana) dengan dosis 3 ml/l.
- Padi sawah: Efektif melawan hama penggerek batang (Scirpophaga incertulans) dan wereng coklat (Nilaparvata lugens) dengan dosis 1-1,5 ml/l.
- Apel: Mengendalikan hama kutu daun (Aphis sp) dengan dosis 0,75 ml/l.
- Semangka: Bermanfaat mengendalikan hama kutu daun (Myzus persicae), thrips (Thrips sp.) dan kumbang daun (Aulacophora sp.) dengan dosis 2 ml/l.
- Tomat: Digunakan untuk mengendalikan hama penggerek buah (Helicoverpa armigera) dengan dosis 0,75 ml/l.
- Kentang: Efektif melawan hama perusak daun (Plutella xylostella), ulat krop (Crocidolomia pavonnana), pengorok daun (Liriomyza huidobrensis), dan hama thrips (Thrips palmi) dengan dosis 0,75 l/ha.