Dolomit adalah jenis batuan sedimen yang banyak mengandung mineral dolomit (calcium magnesium carbonate, CaMg(CO₃)₂). Di dalam praktik pertanian, dolomit sering digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki struktur tanah, menaikkan pH tanah yang terlalu asam, dan menyediakan unsur hara magnesium (Mg) dan kalsium (Ca) yang penting bagi tanaman.
Pemberian dolomit pada tanah biasanya dilakukan dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
- Kondisi pH Tanah: Dolomit diberikan jika tanah terlalu asam, dengan pH di bawah 5,5. Hal ini karena dolomit dapat menaikkan pH tanah.
- Kebutuhan Tanaman: Tanaman yang membutuhkan banyak kalsium dan magnesium akan mendapat manfaat dari pemberian dolomit.
- Waktu Pemberian: Dolomit umumnya diberikan jauh sebelum waktu tanam (misalnya 2-3 bulan sebelumnya) agar dolomit memiliki waktu yang cukup untuk bereaksi dengan tanah dan menyesuaikan pH tanah.
Mengenai jarak waktu pemberian dolomit dengan pupuk lain, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
- Pupuk Asam: Jika menggunakan pupuk yang bersifat asam seperti ammonium sulfate, perlu ada jeda waktu karena dolomit yang bersifat basa akan bereaksi dengan pupuk asam tersebut.
- Pupuk Kandungan Garam Tinggi: Pupuk dengan kandungan garam tinggi dapat menghambat penyerapan magnesium dan kalsium oleh tanaman, sehingga sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan dolomit.
- Pupuk Kimia: Beberapa pupuk kimia dapat bereaksi dengan dolomit sehingga mengurangi efektivitas kedua bahan tersebut.
Jarak Pemberian Dolomit Dengan Pupuk Lain
- Dolomit tidak boleh diberikan bersamaan dengan pemupukan. Ini penting untuk memastikan bahwa reaksi antara kapur dan pupuk tidak terjadi, yang bisa mengakibatkan penurunan pH tanah sehingga nutrisi untuk tanaman menjadi tidak tersedia. Jadi, setelah pemberian kapur dolomit, idealnya harus ada jarak waktu sekitar 40 hari sebelum pemberian pupuk berikutnya.
- Saat mengaplikasikan kapur dolomit, lahan harus didiamkan selama dua sampai tiga minggu sebelum dilakukan pengolahan lahan kedua. Ini menunjukkan bahwa kapur dolomit memerlukan waktu untuk bereaksi dengan tanah sebelum tanaman ditanam atau sebelum pemberian pupuk lain. Aplikasi kapur dolomit sebaiknya dilakukan paling cepat sekitar dua minggu sebelum penanaman2.
- Dalam kasus lahan sawah, pemberian kapur dolomit sebaiknya dilakukan saat kondisi air macak-macak, yaitu ketika air tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit di permukaan lahan. Selama aplikasi, aliran air irigasi dihentikan selama satu sampai dua hari untuk mencegah kapur dolomit terbawa hanyut oleh air. Hal ini menunjukkan pentingnya memperhatikan kondisi air dan waktu dalam aplikasi dolomit di lahan sawah
Jadi, sangat penting untuk memberikan jarak waktu yang cukup antara pemberian kapur dolomit dan pupuk lain untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan di dalam tanah yang dapat mengganggu keseimbangan pH dan ketersediaan nutrisi untuk tanaman.
Konsultasi dengan ahli tanah atau agrologi setempat selalu disarankan untuk mendapatkan jadwal pemberian yang tepat berdasarkan kondisi tanah spesifik dan jenis tanaman yang akan ditanam.